halo sahabat ariesz kali ini saya akan memberikan posting tentang rohanian agar kita bisa masuk surga dengan lancar maka dari itu agan-agan semua harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memberi Makan.
Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh
masing-masing orang, namun karena berbagai persoalan dalam kehidupan
manusia, maka banyak orang yang tidak bisa memenuhinya atau bisa
memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, karena itu, bila
kita ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita
lakukan dalam hidup ini adalah memberi makan kepada orang yang
membutuhkannya.
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah
makan, tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR.
Tirmidzi)
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama manusia harus dijalin dengan sebaik-baiknya,
antara sesama saudara dalam iman, terutama yang berasal dari rahim ibu
yang sama yang kemudian disebut dengan saudara dalam nasab.
Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita
mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita
memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka
memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali
persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku
beritahukan kepada kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni
surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang laki-laki yang mengunjungi
saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah ” (HR. Ibnu
Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam
Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh dengan
kenikmatan yang tiada terkira, karenanya salah satu cara yang bisa kita
lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu adalah dengan
melaksanakan shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap,
Allah swt berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang
tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan
Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79).
Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa
menjadi seorang yang begitu dekat dengan Allah swt dan bukti
kedekatannya itu adalah dengan tidak melakukan penyimpangan dari
ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan
bisa jadi ia mendapatkan keuntungan duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada saat manusia mengalami kesenangan hidup dengan
segala kemudahannya, namun pada saat lain bisa jadi ia mengalami
kesulitan dan kesengsaraan.
Karena itu, sesama manusia idealnya bisa saling memudahkan, termasuk
dalam jual beli. Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka
salah satu faktor yang membuat manusia mendapat jaminan surga telah
diraihnya. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang
kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan akhirat ” (HR. Ibnu Majah
dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam
kehidupan di dunia ini, bahkan ketika dengan sebab disebarkan dan
ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya, lalu mereka
memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus memiliki semangat
dan tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa
sekalipun.
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan
orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak
kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang
kedudukannya lebih rendah dari dirinya.
Oleh karena itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan
amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong,
fanatisme dan utang, maka ia akan masuk surga ” (HR. Tirmidzi).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan
latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik
karena kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan
organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut
dengan ashabiyah.
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan
sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses
jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang
tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam
uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut
dengan utang.
Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya
berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri
(kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima segala
peringatan dan nasihat dari siapapun agar waspada terhadap segala bahaya
dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sikap ini merupakan sesuatu yang
amat penting karena setiap manusia amat membutuhkan peringatan dari
orang lain, karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh jalan hidup
yang benar sehingga mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.
10. Menahan Amarah
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya
sehingga ia telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun
kelompok. Ada beberapa bahaya dari sifat marah yang harus diwaspadai.
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah
beriman dia akan memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah
mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang
lain.
Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).
Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari
kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain
mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan
kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar.
Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi:
“Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang lain
sehingga hubungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan
terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang baru disebut sebagai
orang yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah
sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka
kebathilan.
Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan
musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya
ketika marah ” (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYangDicintai.
Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, karena
anak itu menjadi harapan masa depan dan kesinambungan keluarga.
Karenanya bahagia sekali seseorang bila dikaruniai anak, baik laki
maupun perempuan.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, lalu dia
merelakannya (karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang wanita
bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau
menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi
kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan menunjukkan tidak semua
muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari
orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang
akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha meragukan
kebenaran mutlak Al-Qur’an.
13. Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga
kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu membuat kita menjadi manusia
yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun
yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila
hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali perkara antar manusia yang harus
diselesaikan secara hukum sehingga diperlukan pengadilan yang mampu
memutuskan perkara secara adil, untuk itu diperlukan hakim yang adil dan
bijaksana sehingga ia bisa memutuskan perkara dengan sebaik-baiknya.
Bila ada hakim yang baik, maka ia akan mendapat jaminan bisa masuk ke
dalam surga.
Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan
di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar
lalu memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang memberikan
keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka
dan orang yang mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam
memberikan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi,
Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim
Label: islam